LPPM Unram Melalui Forum LPPM KPTN-KTI Dorong Kolaborasi Riset Perguruan Tinggi se-Indonesia Timur

17 Juni 2025 Disusun oleh Tim Humas dan Media LPPM Universitas Mataram

Balikpapan, 17 Juni 2025 — Institut Teknologi Kalimantan (ITK) menjadi tuan rumah Rapat Koordinasi Forum LPPM KPTN Kawasan Timur Indonesia (KTI) yang digelar pada Selasa, 17 Juni 2025. Pertemuan ini menjadi langkah strategis dalam memperkuat sinergi dan kolaborasi antar Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) perguruan tinggi di kawasan timur Indonesia.Mataram, Kamis, 5 Juni 2025 – Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Mataram menggelar pengarahan dan sinkronisasi visi bersama seluruh civitas akademika sebagai langkah strategis menuju Unram yang unggul dan berdaya saing global. Kegiatan ini dilaksanakan di Ruang Sidang Utama LPPM Universitas Mataram.

Kegiatan ini di hadiri sejumlah tokoh penting dari berbagai perguruan tinggi di kawasan timur, termasuk: Prof. Dr. Muhammad Nasrum Massi (Unhas); Dr. Eng. Yunita Triana (ITK); Prof. Dr. I Gusti Lanang Agung Parwata (Undiksha); Prof. Rosye H.R. Tanjung (Uncen); Dr. Andi Chairil Ichsan (Unram); Yakobus P. E. Saba Agu (Unimor); dan puluhan peserta lainnya dari berbagai perguruan tinggi negeri dan swasta.

Acara dibuka secara resmi oleh Rektor ITK, Prof. Dr.rer.nat. Agus Rubiyanto, yang menekankan pentingnya kolaborasi antarinstitusi sebagai kunci kemajuan Indonesia, khususnya kawasan timur yang masih menghadapi tantangan dalam pemerataan pembangunan dan akses riset.

Diskusi dipandu oleh Rijal Surya Rahmany, M.T., dan diawali dengan paparan dari Ketua Forum LPPM KPTN-KTI, Prof. Nasrum dari Universitas Hasanuddin (Unhas). Dalam pemaparannya, ia menyoroti ketimpangan sumber daya dan akses riset antara wilayah barat dan timur Indonesia. Untuk menjembatani kesenjangan tersebut, perguruan tinggi swasta (PTS) didorong bergabung dalam konsorsium KPTN. Prof. Nasrum juga mengulas model riset berbasis kolaborasi yang diterapkan di Unhas, seperti Riset Kolaborasi Indonesia (RKI) dan Thematic Research Group (TRG), yang dirancang untuk menciptakan kelompok riset yang fokus, produktif, dan berdampak internasional.

Sementara itu, Dr. Eng. Yunita Triana dari ITK memaparkan inisiatif kolaborasi yang sudah terjalin antara ITK dan tiga PTN lainnya. Ia juga menekankan pentingnya memperluas kemitraan dengan sektor swasta dan OPD melalui program seperti SEPAKAT dan SPECTA Exhibition.

Diskusi intensif melibatkan perwakilan dari berbagai universitas seperti Unram, Uncen, Unpati, Unimor, dan lainnya. Dr. Andi Chairil (Unram) mengusulkan optimalisasi platform Unram Scholar, pembentukan skema pendanaan Rp50 juta/proposal, serta restrukturisasi kelompok riset. Prof. Rosye (Uncen) mendorong pendekatan kerjasama langsung antar universitas (U2U) untuk mempercepat kolaborasi riset. Isu-isu khas wilayah timur seperti masyarakat adat dan konflik sumber daya alam juga diusulkan menjadi tema utama riset.

Kesepakatan strategis dihasilkan dalam rapat ini, di antaranya:

  1. Pembentukan tim kecil lintas kampus untuk menyusun dan mengelola proposal riset prioritas.
  2. Mendorong kolaborasi publikasi ilmiah pada jurnal bereputasi dan pelaksanaan konferensi internasional.
  3. Penyelenggaraan seminar daring rutin mulai Juli hingga Desember 2025, yang akan digilir host-nya oleh universitas anggota seperti Unhas, Unram, Unsrat, Uncen, Untad, dan Unimor.
  4. Penjadwalan tiga pertemuan peneliti tahunan: Desember 2025 (prapertemuan), 5 Maret 2026 (Papua – Uncen), 6 Agustus 2026 (online – Unsrat), dan 5 November 2026 (Bali – Undiksha).
  5. Selain itu, peneliti diimbau memiliki kualifikasi minimal seperti Lektor, S2, H-Index ≥3, serta skor SINTA 3 tahun terakhir minimal 100.
  6. Kolaborasi dengan diaspora akademik dan program riset internasional seperti KONEKSI (Australia), Prancis, Jepang, dan Turki juga menjadi fokus utama.

Sebagai penutup, Ketua Forum LPPM KPTN-KTI menegaskan pentingnya tindak lanjut konkret dari pertemuan ini untuk memperkuat posisi riset kawasan timur sebagai subjek aktif dalam ekosistem keilmuan nasional dan internasional. Rapat ini diharapkan menjadi pijakan awal menuju kemitraan riset yang lebih strategis, berkelanjutan, dan berdaya saing tinggi.