Press Release Sosialisasi Pencegahan Stunting dan Pernikahan Dini

(Sabtu ,10 Agustus 2024, Disusun oleh Tim Humas dan Media LPPM Universitas Mataram)

Mataram, 10 Agustus 2024. Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Mataram (LPPM Unram) menggelar kegiatan Sosialisasi Pencegahan Stunting dan Pernikahan Dini yang merupakan Bagian dari rangkaian UNRAM MENGABDI. Kegiatan ini dilaksanakan di Aula SD-SMP Negeri 13 Satu Atap Desa Sengkol Kabupaten Lombok Tengah, dengan dihadiri oleh 20 peserta yang terdiri dari Ibu Rumah Tangga dan Pelajar.

Dalam kesempatan ini hadir Direktur Rumah Sakit Universitas Mataram Dr. dr. Lina Nurbaiti, M.Kes, FISPH, FISCM; Prof. Dr. Ir. Ruth Stella Petrunella Thei, MS.; Dr. Abdul Atsar, SH.,MH. dan beberapa staff Lppm Universitas Mataram.

Sebagai bagian dari pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi “Kegiatan UNRAM Mengabdi” ini bertujuan untuk memberikan edukasi dan informasi penting mengenai pencegahan stunting dan risiko pernikahan di bawah umur kepada masyarakat lokal. Dalam pelatihan ini, peserta akan memperoleh pengetahuan tentang faktor-faktor penyebab stunting, seperti gizi buruk dan pola makan yang tidak sehat, serta bagaimana cara mencegahnya melalui pola makan yang baik dan perawatan kesehatan yang tepat. Selain itu, pelatihan ini juga akan membahas dampak pernikahan di bawah umur terhadap kesehatan dan kesejahteraan anak serta strategi untuk mencegah praktik tersebut.

Dalam pemaparannya Dr. dr. Lina Nurbaiti, M.Kes, FISPH, FISCM menuturkan “Stunting, yang ditandai dengan pertumbuhan yang terhambat pada anak-anak akibat kekurangan gizi kronis, merupakan masalah kesehatan serius yang dapat berdampak jangka panjang pada perkembangan fisik dan kognitif anak.”

Stunting dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk kurangnya asupan gizi yang memadai, infeksi berulang, dan kondisi sosial-ekonomi yang kurang mendukung. “Kesehatan ibu selama kehamilan dan pemberian ASI eksklusif dalam 6 bulan pertama kehidupan anak adalah kunci untuk mencegah stunting. Selain itu, pola makan yang seimbang dan upaya menjaga kebersihan juga sangat penting.” Tegas Dr. dr. Lina.

Sosialisasi ini melibatkan berbagai kegiatan, mulai dari seminar mengenai nutrisi seimbang dan pentingnya imunisasi, hingga demonstrasi langsung mengenai cara menyiapkan makanan bergizi dengan bahan lokal. Para peserta juga diberikan informasi tentang tanda-tanda awal stunting dan langkah-langkah intervensi yang dapat dilakukan di rumah. Disamping itu penelitian mengungkapkan bahwa salah satu faktor utama yang berkontribusi terhadap stunting adalah pernikahan dini, yang sering mengakibatkan kehamilan pada usia yang belum matang dan meningkatkan risiko kesehatan bagi ibu dan anak.

Prof. Dr. Ir. Ruth Stella Petrunella Thei, MS. menyoroti hubungan antara pernikahan dini dan tingginya angka stunting. “Pernikahan dini sering kali terjadi sebelum seorang perempuan benar-benar siap secara fisik dan mental untuk menjadi ibu. Kehamilan pada usia muda dapat menyebabkan kekurangan gizi pada ibu, yang kemudian berdampak langsung pada pertumbuhan dan perkembangan anak.”

“Untuk mencapai penurunan angka stunting yang signifikan, kita perlu memperhatikan faktor-faktor sosial yang berkontribusi, termasuk pernikahan dini. Melalui program pencegahan dan peningkatan kesadaran, kami berharap dapat mengurangi kejadian pernikahan dini dan, pada gilirannya, menurunkan angka stunting.” Ujar Prof. Stella.

Penting untuk memahami bahwa peraturan mengenai batas usia pernikahan bukan hanya sebuah norma hukum, tetapi juga instrumen untuk melindungi hak-hak anak dan mencegah dampak kesehatan yang merugikan. Penegakan hukum yang ketat terhadap pelanggaran ini adalah langkah krusial dalam mengurangi angka pernikahan dini. Selama acara, peserta juga diberikan informasi mengenai mekanisme pelaporan dan langkah-langkah yang dapat diambil jika mendapati kasus pernikahan dini. Selain itu, ada sesi tanya jawab mengenai peran masyarakat dalam menegakkan hukum dan mendukung pencegahan pernikahan dini.

“Ketika masyarakat memiliki pemahaman yang baik tentang hukum dan dampak negatif pernikahan dini, mereka dapat berperan aktif dalam mencegah praktik tersebut dan melaporkannya kepada pihak berwenang,” tambah Dr. Abdul Atsar.”

Acara ini mendapat sambutan positif dari berbagai lapisan masyarakat, termasuk perwakilan dari masyarakat dan ibu rumah Tangga. Salah satu peserta, Inak Dinda, mengatakan, “Acara ini sangat bermanfaat karena memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang hukum dan cara melindungi anak-anak dari pernikahan dini, disamping itu saya juga mendapatkan pengetahuan baru tentang pola asupan yang baik bagi anak berbahan pangan lokal yang ada di sekitar. Saya akan menyebarluaskan informasi ini kepada masyarakat.”

Kepala LPPM Universitas Mataram Prof. Dr. Ir. Sukartono, M.Agr. dalam wawancaranya menuturkan “Hari ini kita telah menyaksikan betapa pentingnya sinergi antara dunia akademik dan masyarakat dalam mengatasi tantangan kesehatan yang signifikan. Kegiatan ‘UNRAM Mengabdi’ dengan tema pencegahan stunting dan pernikahan dini di Desa Sengkol merupakan contoh konkret dari komitmen Universitas Mataram dalam berkontribusi pada solusi masalah sosial dan kesehatan masyarakat.”

Beliau melanjutkan, “Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah berpartisipasi dalam kegiatan ini, mulai dari dosen, mahasiswa, hingga masyarakat Desa Sengkol. Dukungan dan antusiasme semua sangat berharga dalam mencapai tujuan bersama kita. Kami juga berterima kasih kepada pemerintah desa dan pihak terkait yang telah menyediakan fasilitas dan kerjasama yang baik.”

“Mari kita terus bekerja sama dan berkolaborasi untuk memastikan bahwa setiap anak di Desa Sengkol memiliki kesempatan untuk tumbuh sehat dan berkembang optimal, serta memastikan bahwa pernikahan dini tidak menghalangi masa depan generasi muda kita. Universitas Mataram akan terus berkomitmen untuk melanjutkan pengabdian dan mendukung inisiatif-inisiatif yang bermanfaat bagi masyarakat.”

“Sebagai penutup, saya mengajak seluruh masyarakat Desa Sengkol untuk terus berpartisipasi aktif dalam program-program kesehatan dan pendidikan, dan bersama-sama kita wujudkan desa yang lebih sehat dan sejahtera. Terima kasih atas kerjasama dan partisipasi Anda semua. Sampai jumpa pada kegiatan-kegiatan mendatang.”


Penulis : Muhammad Hari Aditia Pratama, SP

Editor : Nina Suhari, ST



Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Berita lainnya